ABSTRAKSI
Zsazsa Novia
Khairunnisa, DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF HOMESCHOOLING BAGI ANAK, ditulis dalam
rangka melengkapi Tugas Ilmu Sosial Dasar Tahun2012
Dosen
Pembimbing : Ira Windarty
Kata Kunci:
Anak-anak, homeschooling, dampak positif, dampak negatif.
Semakin terdengar
oleh telinga kita dari media massa seperti televisi, majalah, atau bahkan internet
tentang para selebriti anak-anak sampai remaja yang bersekekolah dengan
fasilitas homeschooling dikarenakan berbagai alasan seperti pekerjaan, waktu
yang tersita dan banyak lagi. Namun seiring banyaknya “kabar” yang beredar
mengenai sekolah formal, semakin banyak
orangtua yang menyekolahkan anak-anak mereka dengan sistem ini. Anak-anak
mereka bukan dari kalangan selebriti yang waktunya banyak tersita oleh syuting,
fashion show, talkshow, casting atau aktifitas intertainment lainnya. Mereka dari
kalangan masyarakat, pada umumnya mereka memilih homeschooling sebagai pilihan
pendidikan anak mereka agar anak mereka lebih terfokus pembelajarannya. Tapi setiap
pilihan mengandung resiko, salah satunya adalah pergaulan. Sistem homeschooling
tidak mengajarkan anak untuk berkelompok, bertukar pendapat dan bersosialisasi.
Namun mereka, orangtua yang memilih anak mereka mengenyam pendidikan ini
menjadikan sosialiasi sebagai alasan.
LATAR BELAKANG
Munculnya kesan kian terpuruknya mutu dan citra
pendidikan Indonesia seringkali membuat orang tua semakin enggan atau sedikit
merasa " risih " untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah
formal. Hal ini disebabkan beberapa hal, diantaranya mereka telah menyadari,
kalau sistem pendidikan kita telah ditempatkan sebagai usaha komersil oleh kaum
kapitalis sehingga terkesan mahal.
Bermula dari paradigma berfikir masyarakat yang mulai cenderung kritis itulah salah satu faktor yang menyebabkan mereka terbangun landasan berfikirnya untuk melakukan terobosan mencari pendidikan alternatif. Niatan awal dibentuknya pendidikan alternatif oleh masyarakat ini tidak lain adalah sebagai bentuk usaha mereka mencari bentuk pendidikan yang murah dan lebih baik. salah satu pendidikan alternatif itu adalah Home Schooling.
Home Schooling berasl dari bahasa Inggris yaitu Home dan Schooling. Home berarti rumah dan Schooling berarti bersekolah. jadi, Home Schooling berarti bersekolah di rumah. maksudnya yaitu kegiatan yang biasanya dilakukan di sekolah dilakukan di rumah.
Menurut Agus Salim, Home Schooling berarti memindahkan segala potensi yang ada disekolah dibawa kerumah. hal ini bermaksud agar segala potensi yang ada dalam diri anak dapat dikembangkan dan di ajarkan di rumah.
Home Schooling juga sama dengan Home Education yaitu pendidikan yang dilakukan secara mandiri oleh keluarga, dimana materi-materinya di pilih dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Bermula dari paradigma berfikir masyarakat yang mulai cenderung kritis itulah salah satu faktor yang menyebabkan mereka terbangun landasan berfikirnya untuk melakukan terobosan mencari pendidikan alternatif. Niatan awal dibentuknya pendidikan alternatif oleh masyarakat ini tidak lain adalah sebagai bentuk usaha mereka mencari bentuk pendidikan yang murah dan lebih baik. salah satu pendidikan alternatif itu adalah Home Schooling.
Home Schooling berasl dari bahasa Inggris yaitu Home dan Schooling. Home berarti rumah dan Schooling berarti bersekolah. jadi, Home Schooling berarti bersekolah di rumah. maksudnya yaitu kegiatan yang biasanya dilakukan di sekolah dilakukan di rumah.
Menurut Agus Salim, Home Schooling berarti memindahkan segala potensi yang ada disekolah dibawa kerumah. hal ini bermaksud agar segala potensi yang ada dalam diri anak dapat dikembangkan dan di ajarkan di rumah.
Home Schooling juga sama dengan Home Education yaitu pendidikan yang dilakukan secara mandiri oleh keluarga, dimana materi-materinya di pilih dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
HOMESCHOOLING
Lahirnya Homeschooling bisa dilacak di tahun
1964. Di tahun itu, seorang guru yang bernama John Caldwell Holt menulis sebuah
buku yang berjudul How Children Fail. Di buku itu Holt mengatakan bahwa
kegagalan akademis seseorang anak bukan disebabkan oleh aktivitas pembelajaran
di sekolah akan tetapi karena sekolah itu sendiri. Holt berkata, “The human
animal is a learning animal; we like to learn; we are good at it; we don’t need
to be shown how or made to do it. What kills the processes are the people
interfering with it or trying to regulate it or control it” (manusia adalah
binatang yang belajar; kita senang belajar; kita baik dalam belajar; kita tidak
butuh petunjuk atau disuruh melakukannya. Yang menghilangkan proses itu adalah
campur tangan manusia lain atau usaha untuk mengaturnya atau mengontrolnya).
Banyak dari keluarga di Amerika saat itu yang
merespon positif pemikiran Holt. Mereka benar-benar mendidik anak-anak mereka
di rumah. Dalam proses pelaksanaannya para orang tua itu berkorespondensi
dengan Holt. Hingga akhirnya di tahun 1977, Holt menerbitkan majalah yang
banyak berisi informasi-informasi mengenai pelaksanaan homeschooling.
Setelah Holt, pemikiran mengenai Homeschooling
ini diteruskan oleh Raymond dan Dorothy Moore. Mereka mengatakan bahwa sekolah
formal dapat merusak anak secara akademis, sosial, mental bahkan psikologis.
Menurut mereka anak-anak akan jauh lebih baik jika mereka dididik oleh orang
tua mereka sendiri, dari pada oleh seorang guru sekolah formal yang
paling berbakat dan paling bersemangat sekalipun. Pemikiran Raymond dan Dorothy
Moore merupakan bentuk dukungan dari pemikiran Holt sebelumnya. Holt pernah
menulis, “I want to make it clear that I don’t see home schooling as some
kind of answer to badness of schools. I think that the home is the proper base
for the exploration of the world which we call learning or education. Home
would be the best base no matter how good the schools were” (Saya perjelas
bahwa homeschooling bukan jawaban atas jeleknya kualitas sekolah. Saya
kira rumah adalah tempat yang tepat untuk menjelajah dunia yang kita sebut
sebagai belajar atau pendidikan. Rumah tetap tempat terbaik dibandingkan
sekolah terbaik sekalipun).
Namun
di Indonesia lahirnya Homeschooling
bermula dari sebuah kisah yang masyhur dari pahlawan kita, Haji Agus Salim.
Seorang tamu yang bernama Jef Last heran dengan kefasihan Islam Salim, anak
laki-laki Agus Salim, dalam berbahasa Inggris. Padahal tidak ada seorangpun
dari anak-anak Agus Salim yang disekolahkan.
Anak-anak
Agus Salim adalah produk pertama dari Sekolah Rumah (Homeschooling) yang
diselenggarakan oleh warga Indonesia. Agus Salim tidak menyekolahkan
anak-anaknya karena alasan politis. Saat itu, seluruh sekolah dimiliki oleh
penjajah Belanda. Harga diri Agus Salim sebagai pribumi lah yang menahannya
untuk tidak memasukkan semua anaknya di sekolah penjajah. Dan menurut
sejarahnya, Homeschooling diselenggarakan oleh keluarga yang karena
kondisi mengharuskan adanya praktek sekolah rumah. Orang yang bertugas
mengoperasikan mercu suar misalnya. Letak mercusuar yang begitu terpencil tidak
memungkinkan bagi anak-anak petugas untuk mengenyam pendidikan di sekolah
formal. Homeschooling yang jadi pilihan.
B. DAMPAK-DAMPAK
HOMESCHOOLING
Tapi
beserta itu tetap ada kekurangan yang akan membawa homeschooling menjadi
jauh lebih buruk dibandingkan sekolah formal, inilah diantaranya :
Dampak Negatif
a.
Minimnya Sosialisasi Anak.
Menurut
Daniel Goleman, sifat alamiah manusia adalah bersosialisasi dengan orang lain.
Bahkan struktur otak kita juga telah disiapkan untuk bergaul dengan manusia
lain. Maka, kurangnya sosialisasi akan sangat bepengaruh pada tumbuh kembang
seorang manusia. Mendidik anak di dalam rumah akan mengurangi jam sosialisasi
seorang anak dengan teman sebayanya. Berbeda ketika mereka belajar di sekolah.
Di sekolah, seorang anak akan berinteraksi dengan anak-anak sebaya lainnya. Dan
inilah kelebihan sekolah formal dibandingkan dengan homeschooling.
b.
Jika orang tua tidak memiliki latar belakang pendidikan guru.
Jika
orang tua tidak memiliki latar belakang pendidikan guru, dapatkah orang tua
mengajari anak-anaknya?, bisa. Tapi kemungkinan berhasilnya tidak selalu.
Mengajar membutuhkan teori dan pengalaman sekaligus. Guru-guru di sekolah telah
memiliki kualifikasi ini. Pengalaman mereka menangani berpuluh-puluh murid akan
sangat berperan dalam membantu anak-anak belajar dengan sebaik-baiknya.
c.
Kurikulum yang kurang standar
Memang
orang tua bisa mendapatkan kurikulum dari Dinas Pendidikan setempat untuk
menyelenggarakan sekolah rumah. Tapi pengimplementasian kurikulum dengan
sebaik-baiknya belum tentu dapat dilaksanakan setiap orang tua.
d.
Pelajaran yang tidak dikuasai orang tua.
Ini
sangat mengganggu. Orang tua yang tidak memiliki latar belakang pendidikan guru
akan sangat kesulitan dalam memberikan pelajaran tertentu kepada anak-anaknya.
Pelajaran Matematika misalnya. Pelajaran ini tidak banyak penggemar. Atau
pelajaran bahasa Inggris. Tidak semua orang menyukai bahasa asing ini.
e.
Mahalnya fasilitas dan buku-buku
Melaksanakan
homeschooling, berarti harus menyediakan fasilitas dan buku-buku yang
tidak murah harganya. Orang tua dengan ekonomi yang tidak mencukupi tentu akan
sangat kesulitan dalam memenuhinya.
f.
Ketidakmampuan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif.
Untuk
melaksanakan homeschooling diperlukan lingkungan yang nyaman dan aman
untuk melakukan eksplorasi. Ini bukan hal yang mudah, karena untuk itu
diperlukan ruangan yang cukup luas. Di negara kita, dimana masih banyak orang
yang melakukan sosialisasi dengan bertamu ke rumah orang lain, pemilik sebuah
rumah pasti menginginkan rumah yang besih dan rapi di mata tamunya. Sedangkan
ketika menyelenggarakan homeschooling, rumah kemungkinan besar akan
menjadi tidak rapi. Siapkah orang tua?
g.
Ketidakmampuan orang tua menjadi teladan dan fasilitator.
Ini
penting. Sebab, anak-anak belajar dengan meniru orang dewasa di sekitarnya. Siapkah
orang tua? Mayoritas orang tua tidak pernah mengalami proses belajar melalui homeschooling.
Tapi mereka belajar di sekolah formal. Sangat besar kemungkinannya mereka hanya
semacam “memindahkan” sekolah ke rumah. Padahal sekolah formal dan homeschooling
jauh berbeda.
h.
Ketidaksiapan orang tua untuk terus belajar.
Di
zaman ini orang tua semakin sibuk dengan kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial
yang sangat menyita waktu. Sempatkan mereka untuk belajar banyak hal demi
menunjang behasilnya proses belajar di rumah. Bukan hal yang mudah.
Kekurangan-kekurangan
di atas bukannya tidak dapat ditemui di sekolah formal. Tapi, walaupun begitu,
pasti lebih minimal mengingat tempat itu memang sejak awal disiapkan sebagai
tempat belajar. Berbeda dengan rumah yang disiapkan sebagai tempat untuk
tinggal dan melepas lelah serta berinteraksi sesama anggota keluarga. Bisa jadi
pemikiran Holt mengenai homeschooling benar. Tapi ketidaksiapan orang
tua bisa menjadi masalah yang serius. Selain itu, sekolah tetap mempunyai
keunggulan yang tidak dimiliki oleh sekolah rumah. Yang paling penting dari
sekolah formal, menurut saya, adalah interaksi anak dengan teman sebayanya,
dengan guru. Di sekolah mereka belajar untuk bekerja sama, untuk mempertahankan
pendirian dan berempati. Hal inilah yang disebut sebagai Hidden Curriculum.
Ini tidak bisa ditemukan dalam homeschooling karena interaksi anak yang
sangat terbatas.
Dampak
Positif
1.
Home Schooling mengakomodasi
potensi kecerdasan anak secara maksimal karena setiap anak memiliki keberagaman
dan kekhasan minat, bakat, dan ketrampilan yang berbeda-beda. potensi ini akan
dikembangkan secara maksimal bila keluarga memfasilitasi suasana belajar
yang mendukung dirumahnya sehingga anak didik benar-benar merasa at home dalam
proses pembelajarannya.
2. Metode ini mampu menghindari pengaruh lingkungan negatif yang mungkin akan dihadapi oleh anak di sekolah umum.pergaulan bebas, tawuran, rokok, dan obat-obatan terlarang menjadi momok yang terus menghatui para orang tua sedangkan mereka tak dapat mengawasi putra putrinya setiap waktu.
3. Dengan Home Schooling kecerdasan anak akan berkembang secara penuh karena anak diberikan kebebasan untuk belajar. Home Schooling memberi banyak keleluasaan bagi anak didik untuk menikmati proses belajar.
4. Setiap siswa Home Schooling di beri kesempatan untuk terjun langsung mempelajari materi yang disediakan.
2. Metode ini mampu menghindari pengaruh lingkungan negatif yang mungkin akan dihadapi oleh anak di sekolah umum.pergaulan bebas, tawuran, rokok, dan obat-obatan terlarang menjadi momok yang terus menghatui para orang tua sedangkan mereka tak dapat mengawasi putra putrinya setiap waktu.
3. Dengan Home Schooling kecerdasan anak akan berkembang secara penuh karena anak diberikan kebebasan untuk belajar. Home Schooling memberi banyak keleluasaan bagi anak didik untuk menikmati proses belajar.
4. Setiap siswa Home Schooling di beri kesempatan untuk terjun langsung mempelajari materi yang disediakan.
MENYELAMATKAN
SEKOLAH
Walaupun
belum berkembang secara masif, homeschooling bisa menjadi ancaman yang
serius bagi kelangsungan sekolah formal di masa mendatang. Seiring dengan
perkembangan zaman yang tidak bisa dibendung lagi, sekolah mestinya terus
melakukan perubahan ke hal-hal yang lebih baik.
Perubahan
yang saya maksud; Pertama, Melatih guru secara kontinyu.
Universitas-universitas kita sudah saatnya memperbanyak penelitian tentang
metode pembelajaran terbaik yang cocok dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
Setelah itu, mereka menyelenggarakan pelatihan terhadap guru secara
berkesinambungan. Kedua, Proses pembelajaran yang dapat melayani
beragam kecerdasan dan gaya belajar. Riset Howard Gardner menunjukkan bahwa
sekolah yang hanya melayani dua tipe kecerdasan dan menghasilkan murid-murid
yang putus sekolah. Di sekolah model ini, anak-anak dengan kecerdasan tertentu
merasa tidak diperhatikan dalam proses pembelajaran.
Yang
Ketiga adalah Sistem penilaian yang sekarang harus dirubah. Kita
semua tahu bahwa semua orang belajar dari kesalahan. Maka kita harus menghargai
kesalahan sebagai langkah untuk mencapai keunggulan. Murid-murid harus
dimotivasi agar berani mengambil resiko.
Inilah
beberapa hal yang harus dilakukan untuk menyelamatkan sekolah. Kita perlu
menjaga kepercayaan orang tua terhadap sekolah. Filosofi yang dipakai Holt
dalam menggagas homeschooling adalah bahwa belajar harus dialami setiap
orang secata natural. Dan menurut Holt, sekolah tidak menyediakan atmosfir ini.
Maka, saat ini kita dihadapkan pada dua pilihan: kita harus menyediakan proses
belajar yang natural di sekolah formal, atau jika tidak, sekolah akan menemui
ajalnya.
Daftar Pustaka
http://afa-belajar.blogspot.com/2012/05/homeschooling.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar