Senin, 31 Mei 2021

Hari ini Raja namun Dahulu adalah Prajurit

 Teori kekuasan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan kekuasaan. Orang kuatlah yang pertama-tama mendirikan negara, karena dengan kekuatannya itu ia berkuasa memaksakan kehendaknya terhadap orang lain sebagaimana disindir oleh Kallikles dan Voltaire : "Raja yang pertama adalah prajurit yang berhasil"

Tidak ada yang ujug-ujug di dunia ini, ya itu bahasa saya. Orang sunda mah sok kitu we ngomongna, hehe. Lanjut!!!

Hari ini kita tidak mengejar menjadi Raja, setuju ga sih? Yang saya lihat hari ini, bahkan orang tidak ingin jadi pengusung, ingin nikmati kehidupan saja, pilih cara mudah, ambil jalan pintas. Semoga pandangan saya ini salah.

Apa kendala dan konflik masa kini sehingga banyak insan tidak ingin jadi pejuang bahkan untuk dirinya sendiri? mental. Dahulu berbondong-bondong menyalahkan pemerintah tentang agenda "revolusi mental". Tapi memang kenyataannya saat ini kita menghadapi musuh dalam diri sendiri yaitu mental. Apasih penyebab mental kita lemah? 

Manusia dikaruniai nafsu dan akal. Nafsu mendorong manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, akal mengatur dan membatasi nafsu manusia agar tidak menyimpang dan sesuai dengan kaidah kemanusiaan.

Saya ingat pembahasan guru sejarah saya tentang perjuangan kemerdekaan masa lalu, saya berterimakasih kepada para pejuang kemerdekaan yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk bangsa ini. Jika diijinkan saya ingin menyebut para pejuang kemerdekaan ini memiliki nafsu baik, nafsu para pejuang untuk mempertahankan tanah air, lepas dari penindasan dan penjajahan. Para pejuang tersebut adalah nenek moyang kita yang bercita-cita ingin keturunannya di tanah air hidup damai dan sejahtera tanpa intimidasi bangsa asing. 

Hari ini kita semua merasakan cita-cita nenek moyang sudah terwujud, nyaman, damai, serba mudah. Tapi masalah malah muncul dari diri sendiri, yaitu masalah mental. Kekhawatiran untuk takut susah, takut kehilangan, takut tidak nyaman, dan takut-takut yang lainnya mendorong kita tidak ingin berjuang, tidak ingin jadi raja. 

Aku rindu kepada para penyemangat, aku rindu persaingan yang apik,  aku rindu nuansa saling dukung, aku rindu Raja yang dihormati, aku rindu para Prajurit.